Pulang kampung alias mudik, tampaknya sudah menjadi "ritual" tahunan sebagian besar masyarakat di Indonesia setiap menjelang lebaran. Mudik lebaran untuk bersilaturahmi dengan keluarga. Meski lebaran sebentar lagi, namun mudiknya sudah mulai ramai sejak sepekan menjelang hari "H".
Baliknya, juga tidak kalah serunya hingga satu pekan setelah hari "H". Mudik dan lebaran seperti sudah menjadi satu senyawa yang tidak bisa dipisahkan. Bicara tentang mudik, berarti bicara tentang banyak hal. Bukan hanya persoalan moda transportasi, harga bahan pokok yang tiba-tiba melonjak, masalah keamanan, dan lain-lain, tetapi juga masalah sosial seperti bertambahnya warga ibukota Jakarta saat arus balik nantinya.
Yang tidak pentingnya adalah masalah ekonomi yang turut berpengaruh. Begitu berpengaruhnya, tidak heran kemudian kalau Menteri Keuangan yang juga pelaksana tugas Menko Perekonomian Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan kalau pemerintah fokus untuk mengawasi stabilitas perekonomian 10 provinsi pada masa lebaran saat ini.
Ritual mudik tidak pernah bisa dilepaskan dari masalah sistem transportasi. Infrastruktur jalan dan jembatan yang belum sepenuhnya menunjang, ditambah lagi dengan susahnya armada transportasi. Kalau pun ada, harus rela untuk merasakan suasana sesak, pengap, dan berdesak- desakan. Itulah gambaran kondisi umum masalah yang paling dirasakan oleh masyarakat, sehingga perjalanan mudik terasa sangat berat.
Lonjakan penumpang terlihat pada semua moda kendaraan yang dipergunakan, baik darat, laut maupun udara. Untuk mengimbangi hal itu, upaya penambahan kendaraan pun dilakukan. Lonjakan penumpang yang sangat drastis pada waktu yang bersamaan sementara pasokan dan permintaan tidak seimbang menjadi masalah yang rutin dihadapi.
Sampai saat ini, belum ada strategi ampuh yang bisa menjadikan mudik ini menjadi lebih baik, aman dan nyaman. Lonjakan penumpang dalam jumlah yang besar dan pada waktu bersamaan menjadikan keruwetan mudik terjadi dari tahun ke tahun.
Penambahan armada bisa menjadi salah satu solusi, tetapi hal itu tidak efektif, mengingat lonjakan penumpang mudik hanya berlangsung beberapa hari saja. Untuk masalah ini, mudik gratis yang dilakukan oleh beberapa perusahaan atau partai politik bisa menjadi salah satu cara yang cukup membantu.
Ramainya jalanan pada waktu mudik, secara tidak langsung menuntut infrastruktur yang baik, khususnya jalan yang prima. Kondisi jalan di sejumlah titik jalur mudik di Sulawesi Selatan, merupakan salah satu faktor penyebab timbulnya kemacetan yang harus segera dicarikan solusinya, sehingga tahun depan tidak terjadi lagi. (**)
11 tahun yang lalu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar